Tuesday, February 14, 2017

Semakin Tinggi Ilmu, Semakin Rendah Hati


"Belajar dari falsafah padi; disiksa malah memberi". Mungkin ada sebagian petani yg sudah berpuluh tahun menanam padi tetapi blm bisa menduplikasi atau meneladani sifat atau karakter padi yg sesungguhnya. sekurang2nya lebih dari 11 tahapan penyiksaan dlm penanaman padi: 1. Penjemuran/pengeringan padi yg melewati pukul 11 siang sehingga biji padi terbakar sinar matahari yg tidak lagi ada sinar ultraviolet yg dibutuhkan biji padi, 2. Saat penyimpanan dikarung, 3. Saat penyemaian yg terlalu padat, 4. Saat pencabutan dengan akar yang terputus, 5. Kemudian daunnya dipotong, 6. Kemudian ditanam dengan direndam air, 7. Belum lagi ditanam dalam usia benih yg tua, 8. Ditanam dalam jumlah yang banyak pada tiap dapurannya, 9. Ditanam tanpa diberi pupuk dasar, 10. Ditanam dengan jarak tanam yang terlalu dekat (bukan sistem legowo), 11. Ketika penyiangan rumput akarnya putus terinjak oleh kaki pekerja dan seterusnya. Dari semua proses penyiksaan ini, padi tetap tumbuh dan 3 bulan kemudian memberi hasil untuk petani. Proses yang tergambar dalam penanam padi dengan penuh penyiksaan, memberi 2 pelajaran besar bagi kita yakni 1. Jangan pernah urung untuk berbuat baik kepada seseorang meski ia acapkali menipu, selalu  melecehkan, sering menghina, kadang menghianati, pernah membohongi dan masih berencana untuk membuat fitnah. Tetaplah konsisten untuk berbuat yang terbaik kepada siapapun. Jangan pernah kecewa dengan penghinaan orang lain, karena itu adalah doa yang segera akan terkabulkan. Tetaplah belajar seperti padi, makin berisi makin merunduk. 2. Beratnya proses memastikan kemenangan dalam seleksi alam dan kepastian mencapai kesuksesan. Upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk siap menghadapi beratnya sebuah proses dan tetap ikhlas berbuat baik sekalipun berada dalam kubangan penistaan cukup dengan adanya kesanggupan membijaki setiap peristiwa melalui tiga tahapan proses belajar berikut: pertama learning (belajar menerima fakta apa adanya),  kedua unlearning (merenungkan kedalaman makna setiap fakta) dan ketiga relearning (belajar ulang memaknai makna agar lebih bermakna). Semoga warga dunia maya dan kita semua bisa lebih bijak dalam memaknai ruwetnya kehidupan, aamiin. 
Oleh: Mursidin Pendiri Yayasan ATM Lemahsugih Majalengka

No comments:

Post a Comment